Jumat, 22 Juli 2016
Rabu, 20 Juli 2016
Senin, 13 Juni 2016
PUISI AYAH KARYA CHIENSIEN MELFRIDA S
Ayah
Chiensien Melfrida S
Nada suaranya tidak lagi seperti dulu
Dahi berkeringat karena terik matahari
Kulit keriput rambut memutih dimakan waktu
Namun ia tetap semangat
Semangatnya keras bagaikan baja
Dia selalu berkata semua lelahnya hanyalah
Setetes air pemuas dahaga
Matahari terbit hingga terbenam
Dengan semangat ia tetap bekerja
Untuksiapa?
Aku yaa.. aku si buah hatinyaa
Demi membahagiakan aku
Ayah…
Engkau sungguh luar biasa
Tetaplah jadi yang terbaik di dalam hidupku
Tetaplah yang terbaik bagi semua orang
Aku sangat merindukanmu
Ayah
Rabu, 18 Mei 2016
Analisis Cerpen Karya Orang Lain Chiensien Melfrida S 140388201030
CERPEN
MAAF
Oleh:Radita
Citra
Udara
pagi ini begitu dingin,membuatku malas beranjak dari tempat tidur yang nyaman
ini.
Aku
bergegas mengambil handuk dan mandi.
Dan
sekarang aku sudah rapi,siap untuk menjalankan rutinitasku yaitu sekolah,aku
duduk di kelas sebelas di salah satu SMA terbaik di Bandung.
Suara
Ibu di bawah sudah memanggilku,
“Kugy
cepat turun!sarapan sudah siap!” Teriak Ibu.
“Iya
bu,ini sudah kok.” Teriakku dari dalam kamar,dengan tak bersemangat ku
langkahkan kaki ini untuk turun.Di
ruang makan Ibu sudah duduk dengan menu makan pagi yang berjejer rapi di meja
makan,Nasi goreng,telur mata sapi,roti bakar dan susu.
“Ini,
nasi goreng kesukaan kamu sayang.” Ucap Ibu sambil menyodorkan sepiring nasi
goreng.
“Iya
bu,terima kasih,ngomong-ngomong Ayah kemana Bu?” tanyaku.
“Oh,Ayahmu
sudah berangkat tadi pagi,ayah katanya ada pertemuan penting.” jawab Ibu.Dan
kali ini aku harus berangkat sendiri, bersepeda.Setelah sarapan usai aku
bergegas keluar rumah dan berpamitan pada Ibuku.
“Bu,Kugy
berangkat dulu ya?assalamualaikum.”
“Walaikumsalam,hati-hati
ya?” Jawab Ibu,sambil mencium keningku.Aissh padahal aku sudah besar,masih saja
diperlakukan layaknya anak kecil.
Ku
kayuh sepedaku dengan perlahan,melewati kompleks perumahan,udara begitu dingin
menusuk tulang padahal sudah jam setengah tujuh.Jarak rumahku dengan sekolah
memang tidak terlalu jauh,cukup 15 menit dengan sepeda.Tapi,aku tidak terlalu
sering pergi ke sekolah menggunakan sepeda,aku selalu berangkat bersama Ayah.
Sesampainya
di sekolah,aku bergegas menuju ke kelas,tetapi tiba-tiba ketika aku berjalan
seseorang menabrakku dari belakang BRRRRUKKK!aku pun terjatuh.
“Adduuuuhhh!”
Teriakku sambil memegang kakiku yang lecet .
Tetapi
orang itu tak menghiraukan teriakkanku,ia justru malah lari bergegas
pergi.Dalam benakku siapa orang itu?Kurang ajar sekali asal tabrak,langsung
pergi begitu saja minta maaf saja tidak,dasar tidak punya sopan santun,aku
masih penasaran siapa orang tadi.
Suasana
kelas 11 IPA 4 sudah ramai sekali,ramai dengan hiruk pikuk teman-teman yang
sibuk mengerjakan tugas dari Pak Frans guru fisika yang super killer.Tapi
untunglah tugasku dari Pak Frans sudah kukerjakan jauh-jauh hari,jadi sekarang
aku bisa santai sejenak.Bangku ku masih kosong,bangku baris kedua deret
ketiga,memang aku duduk sendiri di bangku itu karena jumlah murid yang ganjil
dan alhasil aku duduk sendiri.Kesepian?sudah pasti,tapi ada teman-temanku yang
membuatku merasa tak kesepian yaitu Olive,Allicia dan masih banyak lagi.Dan aku
sangat berharap sekali ada seseorang yang bakal mengisi bangku di sebelahku.
“Kugy
kok kamu santai?tugas dari Pak Frans sudah dikerjakan?” tanya Olive,temanku
yang duduk di depan bangkuku.
“Sudah
Liv,aku kerjakan jauh-jauh hari.” Jawabku.
TENG!TENG!TENG
bel masuk berbunyi.Seperti biasa setelah bel berbunyi anak-anak wajib
menyanyikan lagu Indonesia Raya serentak.
Jam
pertama diisi oleh mata pelajaran fisika,Pak Frans,beliau pun datang
tetapi,siapa anak laki-laki yang bersama Pak Frans itu?sepertinya bukan siswa
di sekolah ini,dan sepertinya aku pernah melihat anak itu.
“Anak
anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Bapak harap kalian senang atas
kedatangannya. Keenan, mari masuk!” Seru Pak Frans.
Kulihat
seorang anak laki-laki berambut agak gondrong masuk ke kelas.Wajahnya lumayan
agak bule hidungnya mancung,sepertinya dia blesteran luar negeri,dari
penampilannya dan gayanya berjalan ia seperti anak yang angkuh,gumamku dalam
hati.
“Keenan,silahkan
memperkenalkan diri,” Kata Pak Frans.
“Selamat
pagi teman-teman,Namaku Keenan Nicollas,kalian bisa memanggilku Keenan,aku
pindahan dari Spanyol,tetapi aku lahir di Bandung.Dan ku harap kalian senang
atas kedatanganku.” Kata Keenan memperkenalkan dirinya.
Aku
tercengang.Dari Spanyol?lahir di Bandung?Mungkin ini yang aku harapkan seorang
yang bisa menemaniku di bangku ini.Tapi,aku baru menyadarinya bahwa Keenan
adalah orang yang menabrakku tadi pagi!
“Baiklah,
Keenan, silahkan duduk di samping…” Pak Frans berfikir lama.
“Ah..itu
di samping Kugy sudah lama sekali dia duduk sendiri.” Seru Pak Frans.
Ya,Kugy
yang kau tabrak tadi pagi,tanpa minta maaf dan langsung pergi begitu saja.
“Ooh…
Yang itu…” Ia memasang wajah sinis padaku.Sepertinya dia tidak
mengingatku,Dasar!dia duduk disampingku.Rasanya aku ingin berbicara dan
menunujukan luka kakiku padanya,tapi aku mencoba untuk bersabar.
Aku
menyapanya.
“Hai!namaku
Kugy.Senang bertemu denganmu.” Sapaku ramah dengan senyuman seraya
aamengulurkan tanganku dan melupakan kejadian tadi pagi.
“Hai
Keenan.” Ucapnya dengan nada yang agak dingin.Dalam benakku Keenan benar-benar
merasa tidak bersalah. Aku hanya bisa diam. Walaupun ada sedikit kekecewaan di
dalam hati,seharusnya dia minta maaf padaku.
Teng!
Teng! Teenggg!!!
Bel
tanda istirahat berbunyi.
“Baiklah
anak anak.Sampai disini dulu pelajaran kita,sekarang waktunya istirahat.” Kata
Pak Frans. Aku pun pergi ke luar kelas.
“Kugy,
tunggu!” Teriak seseorang memanggil namaku. Aku menoleh ke belakang, mencari
cari asal suara.
“Eh,Allicia.
Ada apa?” Tanyaku.
“Bagaimana
rasanya duduk dekat dengan anak baru? Pasti enak dong! Apalagi dari Spanyol.”
Tanya Allicia, teman akrabku.
“Tidak
juga,Al … Ia terlihat sangat sombong. Benar benar sombong. Dan taukah kamu?dia
yang menabrakku tadi pagi hingga kakiku lecet,dan dia tidak minta maaf
padaku,serasa tidak punya salah.” Jawabku, dengan nada rendah.
“Mungkin
dia tidak sengaja Gy..” Tambah Allicia.
“Sengaja
atau tidak seharusnya dia minta maaf padaku.” Jawabku dengan nada tinggi.
Tiba-tiba
BRUUUUUKK
“Awww
sakiitt!” Rintihku kesakitan.Aku terjatuh dan ternyata Keenan lagi,ia
menabrakku dari belakang,luka di kakiku bertambah parah dan mulai mengeluarkan
darah.
“Eh
anak baru! Sombong banget sih,minta maaf dong!” Teriak Allicia,dengan nada
penuh emosi.Tapi Keenan tidak menghiraukannya,dia langsung berlalu pergi.
“Udahlah,Allicia.
Gak apa apa, kok.” Kataku.Aku berusaha untuk memaafkannya.
Sudah
dua kali Keenan si anak baru itu melakukan ini padaku,tadi pagi dan siang
ini,aku menahan sakit di kakiku,tapi rasa sakit ini tak ada apa-apanya di
bandingkan rasa sakit hatiku karena dia tidak mau minta maaf atas perbuatannya
itu.
“Kenapa
kamu kamu diam saja Kugy? Dia sudah melakukan ini padamu dua kali… Dia itu
menganggapmu musuh. Bukan teman,dia jahat!”
Perkataan Allicia membuatku terdiam. Apa benar yang dikatakan Allicia?
“Kau
benar, All…” Kataku seraya menganggukkan kepala. Aku terhasut omongan Allicia…
Keesokan
harinya, aku akan benar benar mengubah sikapku pada anak itu. Ia menganggapku
musuh, aku pun harus begitu.
Aku
duduk di bangku,dan Keenan pun datang.Aku benar-benar muak melihat wajah anak
sombong itu.Rasanya inginku cakar muka dia.
“Huh…”
Aku mendengus kesal.
“Allicia, kita ke taman saja.” Ajakku pada
Allicia.
“Iya,
aku juga malas melihat wajah anak baru itu!” Seru Allicia mengiyakan.
Sesampainya
di taman,aku berbincang-bincang dengan Allicia,tiba-tiba perutku sakit
“Aduh,
All… Aku tinggal dulu ya… Gak tahan nih…” Kataku.
“Iya.
Udah cepat sana…” Kata Allicia.
Sesampainya
di toilet, aku menutup pintu. Saat ingin keluar…….PINTU KAMAR MANDI TERKUNCI
DARI LUAR!!!!!
“Wah,
gawat! Pintunya terkunci! Tolooongg! Tolooongg! Toloongg akuuu!” Teriakku
meminta bantuan seraya mengetuk ngetuk pintu toilet. Sudah hampir 1 jam aku
disini aku tak tahan lagi
Seketika
semuanya gelap…
Aku
membuka mata perlahan. Pandanganku masih buram. Terlihat seorang laki-laki di
hadapanku.Siapa Dia?
Semakin
lama penglihatanku semakin jelas. Ternyata laki-laki itu Keenan aku
memperhatikan sekelilingku. Ini ruang UKS!
“Keenan,kau
pasti yang telah mengunci pintu kamar mandi kan!” Tanyaku pada Keenan dengan
penuh emosi.
“Kamu
benar-benar jahat Keenan!kamu tega!salahku sama kamu apa?Kamu sudah menabrak
aku dua kali hingga kakiku terluka!!” Emosiku semakin menjadi-jadi.
“Sssht..”
Keenan menutup mulutku.
“Kugy,Keenan
bukan pelakunya. Justru Keenan lah yang telah menyelamatkanmu. Pintu toiletnya
tidak ada yang mengunci. Melainkan terkunci sendiri. Maklum, pintu toilet itu
tidak pernah diperbarui…” Jelas Pak Frans. Tunggu, Keenan menolongku?
“Keenan,jadi
kamu yang menolongku?” Tanyaku ragu-ragu.
“Iya,Gy..”
Jawabnya singkat.
“Terima
kasih ya Keenan?” Ucapku.Aku benar-benar tidak menyangka bahwa Keenan ternyata
baik.
“Oh
iya Gy,aku mau ngomong sama kamu,Ini soal kemarin.Aku minta maaf ya Kugy karena
aku udah nabrak kamu dua kali sampai kaki kamu terluka tanpa minta maaf bukan,
karena aku tidak mau minta maaf tapi waktu itu aku benar buru-buru,jadi tidak
sempat meminta maaf padamu,dan pada waktu pertama kali aku duduk disebelah kamu
sebenarnya aku tahu bahwa kamu yang aku tabrak pagi itu.” Ucap Keenan tulus.
“Oh
iya Keenan ini yang sebenarnya aku tunggu dari kamu,sebuah kata maaf.
Sebenarnya aku sudah maafin kamu dari kemarin kok,Dan maaf juga aku telah
menuduhmu dan membentakmu,emosiku tadi memang sudah tak terbendung.” Jelasku
pada Keenan.Ternyata aku salah paham padanya,aku telah berburuk sangka padanya.
“Aku
juga minta maaf,karena aku sudah bersikap dingin padamu,padahal kita sebangku.”
Ucap Keenan.
“Keenan
maukah kamu jadi sahabatku?” Tanyaku.
“Ya,
sahabat tentu saja aku mau Kugy,” seraya mengacungkan jari kelingkingnya.
Dan
kini aku dan Keenan benar-benar bersahabat,kemanapun kita selalu bersama.Dan
ternyata Keenan itu sangat baik,dia sopan.Aku bangga mempunyai sahabat seperti
Keenan.
A. Struktur
cerpen “Maaf”
1 Abstrak
Udara
pagi ini begitu dingin,membuatku malas beranjak dari tempat tidur yang nyaman
ini.
Aku
bergegas mengambil handuk dan mandi.
Dan
sekarang aku sudah rapi,siap untuk menjalankan rutinitasku yaitu sekolah,aku
duduk di kelas sebelas di salah satu SMA terbaik di Bandung.
2
Orientasi
Ku
kayuh sepedaku dengan perlahan,melewati kompleks perumahan,udara begitu dingin
menusuk tulang padahal sudah jam setengah tujuh.Jarak rumahku dengan sekolah
memang tidak terlalu jauh,cukup 15 menit dengan sepeda.Tapi,aku tidak terlalu
sering pergi ke sekolah menggunakan sepeda,aku selalu berangkat bersama Ayah.
3
Komplikasi
Sesampainya
di sekolah,aku bergegas menuju ke kelas,tetapi tiba-tiba ketika aku berjalan
seseorang menabrakku dari belakang BRRRRUKKK!aku pun terjatuh.
4
Evaluasi
“Udahlah,Allicia.
Gak apa apa, kok.” Kataku.Aku berusaha untuk memaafkannya.
Sudah
dua kali Keenan si anak baru itu melakukan ini padaku,tadi pagi dan siang
ini,aku menahan sakit di kakiku,tapi rasa sakit ini tak ada apa-apanya di
bandingkan rasa sakit hatiku karena dia tidak mau minta maaf atas perbuatannya
itu.
5
Resolusi
“Keenan
maukah kamu jadi sahabatku?” Tanyaku.
“Ya,
sahabat tentu saja aku mau Kugy,” seraya mengacungkan jari kelingkingnya.
Dan
kini aku dan Keenan benar-benar bersahabat,kemanapun kita selalu bersama.Dan
ternyata Keenan itu sangat baik,dia sopan.Aku bangga mempunyai sahabat seperti
Keenan.
6
Koda
Jangan
berburuk sangka terlebih dahulu pada seseorang,Jadilah orang yang pemaaf.Dan
kita tidak boleh sombong dengan teman.Dan jangan mudah terhasut oleh orang
lain.
B. Unsur
Intrinsik cerpen “Maaf”
1.Tema
: Persahabatan
2.Alur
: Maju
3.Penokohan
: Dalam cerpen ini penggambaran tokoh-tokoh melalui percakapan dan cara
perilaku dari tokoh.
4.Tokoh:
Kugi : Sabar.
Keenan
: Dari luar kelihatan sombong,tapi ternyata sangat baik.
Allicia
: Penghasut teman,emosional
Olive
: Baik.
4.
Latar
Latar
Tempat : Kamar tidur,Ruang makan,Kompleks perumahan,Ruang kelas,Taman,Kamar
mandi,UKS.
Latar
waktu : Pagi ini, dan siang tadi.
Latar
Suasana : Ramai,tegang.
5.
Sudut Pandang : Orang pertama(pengarang) sebagai pelaku utama.
6.
Amanat : Jangan berburuk sangka pada seseorang,jangan mudah terhasut juga oleh
orang lain,sekalipun itu teman kita sendiri.
C. Unsur Ekstrinsik Cerpen “Maaf”
Nilai moral
Bersikap
sopan sudah menjadi salah satu norma yang berlaku di lingkungan yang
diceritakan pada cerpen. Salah satu contohnya yaitu berkata dengan lemah lembut
dan selalu tersenyum.
Nilai
sosial:
Interaksi atau komunikasi harus bisa dilakukan dengan baik
agar tidak ada kesalah pahaman, contohnya kutipan dalam cerpen yaitu:
“Keenan,kau
pasti yang telah mengunci pintu kamar mandi kan!” Tanyaku pada Keenan dengan
penuh emosi.
“Kamu
benar-benar jahat Keenan!kamu tega!salahku sama kamu apa?Kamu sudah menabrak aku dua kali hingga kakiku terluka!!”
Emosiku semakin menjadi-jadi.
“Sssht..” Keenan menutup mulutku.
“Kugy,Keenan
bukan pelakunya. Justru Keenan lah yang telah menyelamatkanmu.
Analisis Dogeng Chiensien Melfrida S 140388201030
DONGENG
RAJA
HARIMAU DAN KERA
Oleh:
Muhammad Rifai
Setelah dirinya
berhasil di kelabuhi oleh si kancil,harimau menjadi sangat dendam pada si
kancil.
Tiap kali mengingat apa
yang berani dilakukan si kancil padanya,hatinya menjadi terasa terbakar.
Dia pun berniat untuk
membalas dendam pada si kancil.
Rupanya rasa marah dan
gundah yang dirasakan rajanya diketahui oleh serigala.
Maka serigala pun
mencoba memberi saran pada harimau sang raja hutan.
"Kenapa tak kita
datangi ke alas purwa saja bos,tempat tinggalnya".kata serigala.
"Aku tak bisa ke
sana,karena daerah itu adalah wilayah raja kong,si raja kera".kata
harimau.
"Lho..?? Memangnya
kenapa bos?Apakah si bos takut pada bangsa kera?Kan mereka bukan apa-apa di
banding baginda raja loreng yang kuat".kata serigala mecoba menghasut.
"Jaga bicara
mu,atau kau akan ku bikin bergedel serigala.!!
Masalahnya bukan takut
atau tidak,tapi ini soal perjanjian yang telah di lakukan oleh leluhur ku
dulu..".kata harimau.
"Perjanjian
seperti apa bos?
Kok sampai-sampai
begitu penting?".tanya serigala.
"Akan ku ceritakan
pada mu,dengarkan baik-baik....
Dahulu kala harimau
adalah satu-satunya raja hutan yang berkuasa.
Semua binatang tunduk
dan patuh pada perintahnya.
Nenek moyang ku,king
loreng generasi pertama adalah pemimpin yang bijak,tapi itu semua terjadi
setelah ada perjanjian "bagi wilayah".
Sebenarnya..nenek
moyang ku dulu adalah raja yang sangat di benci rakyatnya karena suka bertindak
semena-mena.
Hingga pada suatu hari
ketika king loreng generasi pertama jalan-jalan,dia terjebak dalam lumpur
hisap.
Dia tak bisa lolos dari
lumpur hisap itu dan perlahan-lahan dia mulai tenggelam di dalamnya.
Dia pun
berteriak-teriak minta tolong,tapi tak ada satu pun binatang yang mau
menolongnya.
Ahirnya..datanglah
seekor kera di hadapanya.
Dan nenek moyang ku
meminta tolong padanya,tapi kera itu tidak mau.
Raja harus mau memenuhi
beberapa syarat sebagai ganti petolongan yang dia berikan,dan demi keselamatan
nyawanya...
nenek moyang ku
menyanggupinya.
Dan kera mengajukan
tiga persyaratan..
Yang pertama,sang raja
harus menjadi raja yang menyayangi rakyatya serta bersikap adil dan bijak sana.
Yang ke dua,harus ada
pebentukan dewan tinggi dan pembagian wilayah kepemerintahan.
Itu di lakukan sebagai
alternatif pemegang kepemrintahan sementara ketika raja loreng mengingkari
janjinya.
Dan yang ke tiga,bangsa
harimau tidak boleh memangsa dan mengganggu bangsa kera dan anak cucunya.
Dan nenek moyang ku
menyanggupi semua syarat dan perjanjian itu.
Bahkan nenek moyang ku
menghadiahi bangsa kera dengan taring dan kuku yang kuat sebagai wujud
keseriusan perjanjian itu.
Nah serigala,sekarang
kau tahu alasan apa yang membuat ku tak bisa menyusul kancil ke tempat
asalnya..".kata king loreng menutup ceritanya.
''Oooo..rupanya begitu
to bos? Yah,mau gimana lagi kalau sudah kaya gitu,berarti si bos harus lebih
bersabar saja menunggu si kancil keluar dari sarangnya".kata serigala
kemudian pamit undur diri.
Sementara harimau masih
tetap terpaku di singgasananya,dan menunggu kesempatan untuk bisa bertemu
kembali dengan si kancil.
A.
Unsur Intrinsik dogeng “Raja Harimau dan
Kera”
Tema:
Perselisihan
Alur:
Maju
Tokoh:
Harimau
Kera
Kancil
Serigala
Penokohan:
Harimau:
Suka balas dendam
Kera:
Baik
Kancil:
Cerdik
Serigala:
Penghasut
Latar
tempat: Hutan
Latar
waktu: Dahulu kala
Suasana:
Takut
Sudut
pandang: Orang ketiga
Amanat:
Jangan suka balas dendam.
Sesungguhnya apabila ada yang menampar pipi
kananmu berikan jugalah pipi kirimu.
Langganan:
Postingan (Atom)