Sabtu, 16 April 2016

CERPEN Chiensien Melfrida Saragih 140388201030



IA TELAH BERISTIRAHAT DENGAN DAMAI
karya: Chiensien Melfrida Saragih

      Aku adalah sosok gadis yang sederhana, dan yang mencari ilmu di kota orang demi untuk mencapai impian dan cita-citaku. Aku tahu bahwa perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut. Saat ini aku hanya bisa terdiam dan menerima semua yang telah terjadi.
          Tidak tahu kenapa aku ingin sekali untuk dekat dengannya dan ingin memeluknya pada saat itu, dia sedang terbaring sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa, sama halnya dengan aku yang ingin menggapai impian dan cita-cita di kota orang  tidak bisa berbuat lebih selain mendoakan untuk kesehatnnya.
          Aku tahu bahwa dia merasakan sakit seperti bisa di seluruh tubuhnya dan Suaranya menggelegar membelah angkasa. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang. Banyak beban yang ingin ia lepaskan dari tubuhnya. Lalu suatu ketika keluarga aku bercerita ,bahwa dia  meminta sesuatu yang tidak pernah terpikir oleh siapapun. Dia meminta jaket yang pernah aku berikan kepadanya lalu dia memakainya dan setelah itu dia sangat senang dan matanya berlinang. Kembali dia berbaring dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Padahal kondisinya sangat lemah tetapi dia masih bisa berkata bahwa semuanya baik-baik saja.
          Kuat,tegar,penyemangat bagiku, dia hanya terbaring lemah dan tak berdaya bahkan melihat fotonya saja aku meteskan air mata. Dia selalu berjuang melawan rasa sakitnya dan akhirnya dia mampu melewatinya semua,dia bangkit dan tegar kembali. Dia juga selalu  memberikan banyak sekali pesan dan motivasi kepadaku, seolah-olah hanya aku yang dia punya padahal sangat banyak sekali anak cucunya yang sangat menyanyangi nya.
          Dan  pada akhirnya semua orang berkata bahwa akulah yang didambakan olehnya setiap hari. Apa itu benar? Aku juga tidak tahu yang jelas aku sangat menyanyangi nya.
          Beberapa hari kemudian keluarga aku telefon dan mengatakan bahwa sakitnya telah membaik,dan aku sangat senang mendengarnnya karena itulah yang aku inginkan dia bisa sehat,bisa merasakan udara segar di pagi hari, dan bisa mendengarkan indahnya kicauan burung di udara.
          Malam yang indah dan penuh canda tawa menghampiriku, kenapa? Ya karena saat itu adalah malam dimana usiaku bertambah satu tahun,dan siapa yang tidak senang apabila usianya bertambah apalagi aku mendengar kalau orang yang aku sayang sudah membaik. Namun seketika rasa senang dan bahagia  itu tiba-tiba berubah menjadi pilu yang mendalam.

          Karena tiba-tiba aku mendapat telefon dari abang aku,dia adalah abang yang aku sayang sekaligus abang yang selalu membuat aku kesal, dan dia bilang lewat telefon  jangan sedih ya dan janji jangan marah, lalu aku menjawab kenapa? Ada apa? Lalu dia mengatakan hal yang tidak aku inginkan. Orang yang kita sayangin dan yang kita cintai sudah dipanggil Tuhan karena Tuhan lebih sayang padanya dan tetaplah semangat, berdoa supaya dia diterima disisi Nya. Aku hanya menangis dan  terdiam  serasa semuanya tidak adil bagiku.Dan saat aku mendengar kabar itu semua seolah berubah badan seolah tanpa tulang,pandangan semua gelap gulita dan harapan seketika sirnah.
          Aku menangis bukan karena kau,mereka, ataupun Dia yang telah memanggilnya, tetapi aku menangis karena aku belum bisa membahagiakan dia,belum bisa memberikan yang terbaik  juga tidak bisa menemaninya saat terbaring sakit dan belum sempat memberikan ucapan terima kasih kepadanya,atas semua kebaikannya kepada ku.
          Benar siapa yang tahu takdir seseorang, dia yang sangat menyayangiku akhirnya pergi begitu saja. Sungguh aku tidak pernah mengira kalau sampai begini,betapa pedihnya luka ini ditinggal orang yang benar-benar aku sayang. Dan aku tidak bisa bertemu dengannya disaat terakhir karena terhalang oleh jarak yang memisahkan. Dia sudah tenang dan bahagia bahkan tidak merasakan sakit lagi disana. Walaupun, saat aku ulang tahun dia pergi meninggalkanku namun, aku tetap bersyukur karena mungkin itulah kado terindah yang dia berikan kepadaku, dia bisa pergi dengan tenang saat keadaan berdoa,saat setelah dia beryanyi lagu rohani kesukaannya dan juga dengan memakai pemberianku. Aku akan mengingat semua pesan dan nasehat mu. Tiba juga akhir dari semua ini, hanya tinggal kenangan selamat jalan semoga tenang disisi Nya.Begitu banyak kenangan yang indah yang kau berikan untukku terima kasih.
Aku menyanyangimu.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar