IA
TELAH BERISTIRAHAT DENGAN DAMAI
karya: Chiensien Melfrida Saragih
Aku adalah sosok
gadis yang sederhana, dan yang mencari ilmu di kota orang demi untuk mencapai
impian dan cita-citaku. Aku tahu bahwa perjalanan hidup manusia seperti sungai
yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak
kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti
ketika bertemu dengan laut. Saat ini aku hanya bisa terdiam dan menerima semua
yang telah terjadi.
Tidak tahu kenapa aku ingin sekali
untuk dekat dengannya dan ingin memeluknya pada saat itu, dia sedang terbaring
sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa, sama halnya dengan aku yang ingin
menggapai impian dan cita-cita di kota orang tidak bisa berbuat lebih selain mendoakan
untuk kesehatnnya.
Aku tahu bahwa dia merasakan sakit
seperti bisa di seluruh tubuhnya dan Suaranya menggelegar membelah angkasa. Tubuhnya tinggal
kulit pembalut tulang. Banyak beban yang ingin ia lepaskan dari tubuhnya. Lalu suatu
ketika keluarga aku bercerita ,bahwa dia meminta sesuatu yang tidak pernah terpikir
oleh siapapun. Dia meminta jaket yang pernah aku berikan kepadanya lalu dia
memakainya dan setelah itu dia sangat senang dan matanya berlinang. Kembali dia
berbaring dan mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Padahal kondisinya
sangat lemah tetapi dia masih bisa berkata bahwa semuanya baik-baik saja.
Kuat,tegar,penyemangat bagiku, dia
hanya terbaring lemah dan tak berdaya bahkan melihat fotonya saja aku meteskan
air mata. Dia selalu berjuang melawan rasa sakitnya dan akhirnya dia mampu
melewatinya semua,dia bangkit dan tegar kembali. Dia juga selalu memberikan banyak sekali pesan dan motivasi
kepadaku, seolah-olah hanya aku yang dia punya padahal sangat banyak sekali anak
cucunya yang sangat menyanyangi nya.
Dan pada akhirnya semua orang berkata bahwa akulah
yang didambakan olehnya setiap hari. Apa itu benar? Aku juga tidak tahu yang jelas
aku sangat menyanyangi nya.
Beberapa hari kemudian keluarga aku
telefon dan mengatakan bahwa sakitnya telah membaik,dan aku sangat senang
mendengarnnya karena itulah yang aku inginkan dia bisa sehat,bisa merasakan
udara segar di pagi hari, dan bisa mendengarkan indahnya kicauan burung di
udara.
Malam yang indah dan penuh canda tawa
menghampiriku, kenapa? Ya karena saat itu adalah malam dimana usiaku bertambah
satu tahun,dan siapa yang tidak senang apabila usianya bertambah apalagi aku
mendengar kalau orang yang aku sayang sudah membaik. Namun seketika rasa senang
dan bahagia itu tiba-tiba berubah
menjadi pilu yang mendalam.
Karena tiba-tiba aku mendapat telefon
dari abang aku,dia adalah abang yang aku sayang sekaligus abang yang selalu membuat
aku kesal, dan dia bilang lewat telefon jangan sedih ya dan janji jangan marah, lalu
aku menjawab kenapa? Ada apa? Lalu dia mengatakan hal yang tidak aku inginkan. Orang
yang kita sayangin dan yang kita cintai sudah dipanggil Tuhan karena Tuhan
lebih sayang padanya dan tetaplah semangat, berdoa supaya dia diterima disisi
Nya. Aku hanya menangis dan terdiam serasa semuanya tidak adil bagiku.Dan saat
aku mendengar kabar itu semua seolah berubah badan seolah tanpa
tulang,pandangan semua gelap gulita dan harapan seketika sirnah.
Aku menangis bukan karena kau,mereka,
ataupun Dia yang telah memanggilnya, tetapi aku menangis karena aku belum bisa
membahagiakan dia,belum bisa memberikan yang terbaik juga tidak bisa menemaninya saat terbaring
sakit dan belum sempat memberikan ucapan terima kasih kepadanya,atas semua
kebaikannya kepada ku.
Benar siapa yang tahu takdir seseorang,
dia yang sangat menyayangiku akhirnya pergi begitu saja. Sungguh aku tidak
pernah mengira kalau sampai begini,betapa pedihnya luka ini ditinggal orang
yang benar-benar aku sayang. Dan aku tidak bisa bertemu dengannya disaat
terakhir karena terhalang oleh jarak yang memisahkan. Dia sudah tenang dan
bahagia bahkan tidak merasakan sakit lagi disana. Walaupun, saat aku ulang
tahun dia pergi meninggalkanku namun, aku tetap bersyukur karena mungkin itulah
kado terindah yang dia berikan kepadaku, dia bisa pergi dengan tenang saat
keadaan berdoa,saat setelah dia beryanyi lagu rohani kesukaannya dan juga
dengan memakai pemberianku. Aku akan mengingat semua pesan dan nasehat mu. Tiba
juga akhir dari semua ini, hanya tinggal kenangan selamat jalan semoga tenang
disisi Nya.Begitu banyak kenangan yang indah yang kau berikan untukku terima
kasih.
Aku
menyanyangimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar